Fisika klasik mengatakan bahwa massa, panjang, dan waktu adalah besaran pokok. Ia menyatakan bahwa jumlah massa suatu benda bersifat kekal. Fisika klasik mencakup berbagai persamaan yang menjelaskan tentang kepastian dan bahwa jika kita mengetahui segala hal pada alam ini sekarang, kita juga mengetahui segala hal pada alam ini dulu dan nanti. Fisika klasik juga terkadang disebut fisika Newton karena dialah tokoh yang paling berpengaruh pada zaman ini. Isaac Newton menemukan hukum Gravitasi serta 3 hukum mekanika Newton yang mengatur dasar-dasar dari gerak benda-benda di sekitar kita. Selain ilmuwan Inggris ini, tokoh fisika klasik lainnya adalah Galileo Galilei, Snellius, Johannes Keppler, dsb.
Fisika kini atau fisika modern bersifat seperti antonim dari fisika klasik. Fisika modern mulai pada awal abad ke-20 hingga sekarang dan salah satu tokoh fenomenalnya adalah Albert Einstein. Einstein menjelaskan apa itu gravitasi, melanjutkan kerjaan Newton yang waktu itu adalah bagaimana menghitung gravitasi. Rumus terkenal Einstei, E = mc2 memiliki ide bahwa cahaya itu memiliki kecepatan konstan di ruang hampa (800.000 km/s) dan massa, panjang, serta waktu benda bergantung pada kecepatan. Selain itu, fisika modern juga memuat ilmu fisika kuantum. Fisika kuantum adalah ilmu yang menjelaskan ketidak pastian yang dialami pada sub-partikel atom. Letak elektron, contohnya, tidak dapat ditentukan dengan pasti. Hal yang dapat kita perhitungkan hanyalah kemungkinan.
Ilmuwan-ilmuwan terkenal fisika modern lainnya adalah Neils Bohr, Oppenheimer, Schrodingger, Abdus Salam, dsb. Terdapat juga fisikawan modern yang masih hidup sekarang seperti Neil deGrass Tyson dan Michio Kaku. Dari membaca semua ini, jelaslah bahwa fisika klasik dan modern sangat beda. Fisika klasik perlu diaplikasikan semaksimal mungkin oleh para insinyur dan fisika modern adalah ilmu yang masih berkembang dan ditambahkan oleh ilmuwan-ilmuwan sekarang.