Jumat, 26 Agustus 2016

Fisika Partikel, Mempelajari yang Kecil


Image result for atom

   Fisika partikel adalah ilmu cabang dari fisika yang mempelajari tentang partikel sub-atomik. Apakah yang dimaksud dengan partikel sub-atomik? Partikel adalah hal yang sangat kecil. Sub- adalah konjungsi bahasa Inggris yang memiliki arti bawahan/cabang. Atom adalah, ya semua pasti kenal kan. Namun secara definisi, atom adalah unit terkecil suatu zat yang masih memiliki ciri-ciri suatu elemen. Maka, partikel sub-atomik adalah hal-hal yang lebih kecil daripada atom.
   
   Tentu yang dimaksud dengan hal yang lebih kecil, bukanlah hanya proton, neuton dan elekton. Namun, fisika partikel juga mempelajari foton (partikel cahaya), neutrino, muon, tau, gluon, W boson, Z boson, sigma, phi, dsb. Mereka semua partikel yang jauh lebih kecil daripada atom. Proton dan neutron sendiri terdiri masing-masing atas 3 partikel sub-atomik bernama quark. Wah, kalau begitu banyak sekali ya hal yang lebih kecil daripada atom. Setidaknya ada lebih dari 60. Wow!

Image result for wow
Ada lebih dari 60 tipe partikel yang lebih kecil dari atom
   Namun, kenapa alam bersifat begitu rumit?Kenapa tidak semuanya terdiri atas satu partikel yang tidak dapat dibagi lagi yang dulu adalah atom? Setelah penelitian, ternyata semua partikel ini mempunyai beberapa partikel elementer (dasar) yang sama. Akhirnya terbentuklah Model Standar.

Model Standar
   Model standar menyebutkan bahwa terdapat 12 partikel elementer (6 quark dan 6 lepton). Semua partikel lain terdiri atas partikel-partikel ini. Terdapat juga  4 gauge boson yang menghasilkan gaya fundamental dan Higgs Boson yang menghasilkan massa dasar. Baik, tentu ini agak memusingkan. Karena itu, beberapa pos saya berikutnya pada bulan September nanti akan fokus menjelaskan gambar di samping. 

Image result for Fisika   




   Yang perlu kamu ketahui adalah bahwa model ini dapat saja berubah. Higgs Boson pun baru ditemukan melalui eksperimen di CERN pada tahun 2012. Perubahan ini menunjukkan perkembangan teknologi kita sehingga dapat menemukan partikel yang lebih mendasar seiring waktu. Padahal, atom baru dipikirkan ada sekitar 2000 tahun yang lalu dan intinya baru ditemukan sekitar 100 tahun yang lalu. Ilmu semakin lama semakin cepat. Namun, percepatan ini tidak mungkin terjadi bila tidak ada yang ingin belajar sains pada umumnya dan fisika pada khususnya. Teruslah belajar fisika.

Rabu, 17 Agustus 2016

Para Fisikawan Indonesia yang Mempengaruhi Dunia

Image result for peringatan kemerdekaan 71   Indonesia baru saja memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-71. Semakin tua umur negeri ini, semakin berkembang dengan berbagai sudut. Indonesia walau kurang diketahui, telah melahirkan ratusan fisikawan yang bermutu tinggi dan telah bantu membentuk dunia sekarang ini. Pada teks ini, saya akan menceritakan beberapa dari mereka.
Image result for Suharyo Sumowidagdo
Suharyo Sumowidagdo

   Yang pertama ada Suharyo Sumowidagdo. Beliau lahir di Bali, 25 Oktober 1976. Alumnus UI dan Florida State University ini ikut berkontribusi dalam penemuan fisika teori yang sangat fenomenal yaitu partikel Higgs Boson di Large Hadron Collider (LHC) yang terletak di  bawah tanah dekat Geneva, Switzerland.

Image result for Tri Astraatmadja
Tri Astraatmadja
   Yang kedua, ada Tri Astraatmadja. Beliau alumni ITB yang sekarang sudah S3 dan aktif meneliti di Max-Planck-Institut für Astronomie dengan membuat Teleskop Neutrino untuk mendeteksi sinar gamma dari ruang angkasa. Dari inilah beliau berupaya untuk mengetahui hukum-hukum dasar yang menggaris bawahi cara kerja alam semesta.

Image result for Reinard Primulando
Reinard Primulando
   Yang ketiga, ada Reinard Primulando. Beliau alumni ITB dan The College of William & Mary, USA. Beliau adalah seorang fisikawan teori yang meneliti tentang gaya misterius yang berperan besar dalam interaksinya dengan gravitasi di seluruh jagat raya serta bertanggung jawab terhadap keteraturan dari kecepatan rotasi yang (hampir) konstan dari seluruh galaksi di alam semesta.

Tentu bukan hanya mereka bertiga. Masih terdapat banyak fisikawan lain yang sukses menemukan berbagai ilmu baru untuk fisika. Mudah-mudahan akan muncul berbagai fisikawan Indonesia baru untuk masa depan bangsa Indonesia dan dunia. Saya sebagai blogger ingin mengucapkan selamat memperingati HUT NKRI ke-71.

Kamis, 11 Agustus 2016

Bumi Itu Tidak Mungkin Datar!

   Alhamdulillah, sekarang banyak dari kita yang telah sadar bahwa bumi itu berbentuk seperti bola, hanya saja jari-jari dari pusat bumi ke garis khartulistiwa agak  lebih panjang daripada jari-jari dari pusat hingga ke kutub. Namun, tetap ada segelintir orang yang masih memercayai informasi kuno, yaitu bahwa bumi itu datar. Tentu hal ini tidak mungkin.
   
   Cobalah pembaca blog ini memandang lingkungan sekitar. Setelah itu, naik ke atas (naik tangga/lift/dll.) Tentu kamu dapat melihat lebih banyak hal ketika di atas. Pernahkah kamu berpenasaran atas alasan kejadian ini? Hal ini terjadi karena bentuk bumi yang hampir bulat. Jika bumi datar, jumlah hal yang kamu lihat tetap sama dan tidak tergantung posisi.
   
   Cobalah pembaca blog ini memerhatikan gerhana bulan. Ketika gerhana bulan, bumi menghalang sebagian atau seluruh sinar matahari yang menuju ke bulan. Bentuk gerhana adalah bentuk bumi secara dua dimensi yaitu bulat. Karena bumi berputar pada porosnya, ia berbentuk bulat pada setiap sudut pandang. Bentuk tiga dimensi yang bulat pada setiap sudut pandang adalah bentuk bola.
   
   Beberapa ratus tahun sebelum masehi, seorang ilmuwan meneliti bentuk bumi di Mesir. Ia tinggal di Alexandria atau yang sekarang dikenal dengal Iskandariyah. Suatu siang, seseorang menyatakan bahwa tidak terdapat bayangan di kota Sa’im yang tidak jauh dari Alexandria. Padahal. Tetap terdapat bayangan pendek di Alexandria. Sang ilmuwan terkejut. Kenapa hal ini bisa terjadi? Setelah dia teliti, dia sadar bahwa penyebab peristiwa ini adalah bentuk permukaan bumi yang lengkung. Kejadian ini tidak mungkin terjadi bila bumi datar. Untuk informasi lebih tentang topik ini, klik di sini.

   
   Setelah membaca semua ini, datanglah pertanyaan “Kenapa bumi itu hampir berbentuk bola  dan bukan datar?” Hal ini terjadi karena gravitasi. Gravitasi menarik seluruh bumi dengan nilai seimbang sehingga jarak antara pusat dan ujung harus setidaknya hampir selalu sama. Bentuk apa yang jari-jarinya selalu sama? Jawabannya: BOLA.